Alat Musik Tradisional Mandar

Bookmark and Share
Alat Musik Tradisional Mandar

Alat Musik Tradisional Mandar Musik tradisional khas daerah Mandar, Provinsi Sulawesi Barat, yang merupakan warisan leluhur hendaknya dikembangkan sebagai khazanah kekayaan budaya yang dimiliki daerah ini.

Kepala Bidang Komunikasi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Sulawesi Barat (Sulbar), Sadar, di Mamuju, Minggu, mengatakan, banyak musik tradisional daerah Mandar kini mulai tak terdengar gaungnya sehingga perlu segera dilestarikan kembali seperti musik rebana, tambolang, sayang-sayang, kecapi maupun keke.

Menurutnya, beberapa jenis musik tradisional khas Mandar kini tak lagi diketahui generasi muda yang ada saat sekarang ini akibat jarang dipentaskan.

"Mestinya, kearifan lokal budaya jenis musik ini kembali dimasukkan dalam kurikulum pendidikan agar potensi budaya yang begitu membanggakan dapat dinikmati generasi pelanjut," tuturnya.



Ia mengatakan, musik tradisional kecapi dan rebana meraih prestasi membanggakan dalam pelaksanaan Pekan Informasi (PIN) di kota Solo baru-baru ini.








"Saat pelaksanaan PIN di Solo, Sulbar hanya meraih juara pada pementasan musik tradisional dari 29 provinsi yang mengikuti kegiatan tersebut," ucapnya.

Karenanya, kata dia, saatnya pengembangan musik tradisional perlu digemakan kembali dengan cara memperbanyak kegiatan vestival musik tradisional serta memasukkan dalam kurikulum muatan pembelajaran pada tataran sekolah dasar.

"Jika kegiatan pementasan musik tradisional rutin dilaksanakan, maka jelas daerah ini akan melahirkan pemusik tradisional yang handal. Saat ini, kita hanya mengandalkan beberapa orang saja yang memang selama ini banyak berkecimpung dalam sanggar seni yang ada di Kabupaten Polman," ucapnya.

Permainan alat musik keke dan musik tradisional lainnya, kata dia, sudah mati suri sejak lima puluh tahun lalu sehingga generasi sekarang sudah tak mengenal permainan musik tersebut.

Keke biasanya dibuat dari bambu maupun dari batang padi yang dililit dengan daun kelapa. Dulu, jika musim panen raya padi tiba, maka jelas bunyi suara keke akan menggema dimana-mana yang dimainkan oleh anak-anak. Sekarang ini, musim panen tiba sudah tak ada lagi yang terdengar," ucapnya.

Ia berharap, pemerintah daerah khususnya dinas pariwisata turut melestarikan kekayaan budaya yang dimiliki daerah ini.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar